PINTU I
PENGETAHUAN,
ILMU PENGETAHUAN, DAN FILSAFAT ILMU
A.
FILSAFAT
SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN
Pengetahuan
adalah merupakan hasil “ Tahu “ dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang mana penginderaan ini terjadi
melalui panca indera manusia yakni indera pengelihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba yang sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata
dan telinga. Pada prinsipnya ilmu merupakan usaha untuk mengorganisir dan
mensitematisasikan sesuatu. Sesuatu tersebut dapat diperoleh dari pengalaman
dan pengamatan kehidupan sehari-hari. Namun sesuatu itu dilanjutkan dengan
pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode. Ilmu
merupakan suatu bentuk aktiva yang dengan melakukannya umat manusia memperoleh
suatu lebih lengkap dan lebih cermat tentang alam masa lampau, sekarang dan
kemudian serta suatu kemampuan yang meningkat untuk menyesuaikan dirinya.
Ada tiga dasar
ilmu yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi. Penegasan ilmu diletakkan pada
tolak ukur dari sisi fenomenaal dan struktural. Dalam dimensi fenomenal ilmu menampakkan
diri pada hal-hal berikut : a) Masyarakat b) Proses c) Produk. Dalam dimensi
struktural ilmu tersusun atas komponen-komponen berikut :
-
Objek sasaran
yang ingin diketahui.
-
Objek sasaran
terus menerus dipertanyakan tanpa mengenal titik henti.
-
Ada alasan dan
dengan sasaran dan cara tertentu objek sasaran tadi terus menerus
dipertanyakan.
-
Temuan-temuan
yang diperoleh selangkah demi selangkah disusun kembali dalam satu kesatuan
sistem.
Filsafat
sebagai proses berpikir yang sistematis dan radikal juga memiliki objek
material yaitu segala yang ada. Ada yang tampak adalah alam fisik/empiris,
sedangkan yang tidak tampak adalah alam metafisika. Sebagian para filosof
membagi objek material filsafat atas tiga bagian, yaitu yang ada dalam
kenyataan, yang ada dalam pikiran, dan yang ada dalam kemungkinan.
B.
PERBEDAAN
FILSAFAT DENGAN AGAMA
v Filsafat
-
Filsafat dalam
cara kerjanya bertolak dari akal.
-
Filsafat banyak
kaitan dengan berfikir.
-
Filsafat
membahas sesuatu dalam rangka melihat kebenaran yang diukur, apakah sesuatu itu
logis atau bukan.
v Agama
-
Agama bertolak
dari wahyu.
-
Agama banyak
terkait dengan pengalaman.
-
Agama tidak
selalu mengukur kebenaran dari segi logisnya karena agama kadang-kadang tidak
memperhatikan aspek logisnya.
C.
PERBEDAAN
PENGETAHUAN DAN KEBIJAKSANAAN
v Pengetahuan
-
Pengetahuan
adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai metafisik
maupun fisik.
-
Pengetahuan
berakar dari pada adat dan tradisi yang menjadi kebiasaan dan
pengulangan-pengulangan.
-
Pencarian
pengetahuan lebih cenderung trial and error dan berdasarkan pengalaman
belaka.
-
Runag lingkup
pengetahuan secara ontologi, epistemologi dan aksiologi ada tiga, yaitu ilmu,
agama dan seni.
v Kebijaksanaan
-
Kebijaksanaan
bukanlah soal teori namun soal praksis. Bagaimana kita bertindak dan bersikap
jauh lebih penting daripada sekedar berteori.
-
Kebijaksanaan
mengendalikan visi integrative.
-
Tiga jenis
pengetahuan ( ilmiah, moral, dan religius ) masing-masing memiliki peranan
dalam menjadikan seseorang bijaksana, karena manusia harus selalu melihat ke
atas ( Tuhan ), ke kanan-kiri ( sesama ), dan ke luar ( alam ).
D.
RUANG LINGKUP
FILSAFAT ILMU
a)
Pengertian
Filsafat Ilmu
Menurut hemat Limas Dodi, filsafat ilmu merupakan telaah
kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yang
ditinjau dari segi ontologis, epistemelogis maupun aksiologinya. Dengan kata
lain filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan)
yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu, seperti obyek apa yang ditelaah
ilmu? Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut? Dan lain sebagainya.
b)
Obyek Filsafat
Ilmu
Dalam perspektif ini dapat diuraikan bahwa filsafat ilmu pada
prinsipnya memiliki dua obyek substansif dan dua obyek instrumentatif, yaitu :
1.
Obyek
Substantif, yang terdiri dari dua hal antara lain :
-
Fakta
(Kenyataan)
Empiris yang dapat dihayati oleh manusia dalam memahami fakta.
Fakta bukan sekedar data empirik sensual, tetapi data yang sudah dimaknai atau
diinterprtasikan, sehingga ada subyektifitas peneliti.
-
Kebenaran
Rumusan substantif tentang kebenaran ada beberapa teori, menurut
Michael Williams ada lima teori kebenaran, yaitu : Kebenaran Preporsisi,
Kebenaran Korespondensi, Kebenaran Koherensi atau Konsistensi, Kebenaran
Performatif, dan Kebenaran Pragmatik.
2.
Obyek
Instrumentatif, yang terdiri dari dua hal antara lain :
-
Konfirmasi
Dalam hal konfirmasi sampai saat ini dikenal ada tiga teori
konfirmasi, yaitu : Decision Theory, Estimation Theory, dan Reliability
Analysis.
-
Logika
Inferensi
Studi logika adalah studi tentang tipe-tipe tata pikir.
c)
Ruang Lingkup
Filsafat Ilmu
Filsafat oleh para filosofi disebut sebagai induk ilmu. Dan dalam
taraf peralihan ini filsafat tidak mencakup , keseluruhan tetapi sudah menjadi
sektoral.
Contohnya, filsafat agama, filsafat hukum, dan filsafat ilmu adalah
bagian dari perkembangan filsafat yang sudah menjadi sektoral dan terkotak
dalam satu bidang tertentu.
d)
Problema
Filsafat Ilmu
1.
Problem menurut
Michael Berry
-
Bagaimanakah
kuantitas dan rumusan masalah dalam teori-teori ilmiah bertaalian dengan
peristiwa-peristiwa dalam dunia alamiah diluar pikiran kita?
-
Bagaimanakah
dapat dikatakan bahwa teori/dalil ilmiah adalah benar berdasarkan induksi dari
sejumlah percobaan yang terbatas?
2.
Problem menurut
Victor Lenzen
-
Struktur ilmu
yaitu metode dan bentuk pengetahuan ilmiah.
-
Pentingnya ilmu
bagi praktek dan pengetahuan tentang realitas.
3.
Problem menurut
J.J.C. Smart
-
Pertanyaan-pertanyaan
tentang ilmu.
-
Kajian
filsafati yang mempergunakan ilmu.
e)
Manfaat Belajar
Filsafat Ilmu
Berikut adalah beberapa manfaat dari belajar filsafat ilmu :
1.
Menumbuh-kembangkan
ilmu pengetahuan menuju kemuliaan sehingga mampu menebus dimensi sekularisme
dimensi ilmu pengetahuan.
2.
Membentuk dan
mengembangkan wawasan epistemology ilmu pengetahuan sehingga moralitas kesarjanaan,
yaitu sifat ilmiah menjadi popular. Dengan demikian iptek dapat dipertanggung
jawabkan, bukan hanya kepentingan subjek manusia melainkan juga kepentingan
alam sehingga kebutuhan yang menyeluruh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar