Rabu, 14 Desember 2016

PENGETAHUAN, ILMU PENGETAHUAN, DAN FILSAFAT ILMU

PINTU I
PENGETAHUAN, ILMU PENGETAHUAN, DAN FILSAFAT ILMU

A.     FILSAFAT SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN

Pengetahuan adalah merupakan hasil “ Tahu “ dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang mana penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia yakni indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba yang sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pada prinsipnya ilmu merupakan usaha untuk mengorganisir dan mensitematisasikan sesuatu. Sesuatu tersebut dapat diperoleh dari pengalaman dan pengamatan kehidupan sehari-hari. Namun sesuatu itu dilanjutkan dengan pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode. Ilmu merupakan suatu bentuk aktiva yang dengan melakukannya umat manusia memperoleh suatu lebih lengkap dan lebih cermat tentang alam masa lampau, sekarang dan kemudian serta suatu kemampuan yang meningkat untuk menyesuaikan dirinya.
Ada tiga dasar ilmu yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi. Penegasan ilmu diletakkan pada tolak ukur dari sisi fenomenaal dan struktural. Dalam dimensi fenomenal ilmu menampakkan diri pada hal-hal berikut : a) Masyarakat b) Proses c) Produk. Dalam dimensi struktural ilmu tersusun atas komponen-komponen berikut :
-          Objek sasaran yang ingin diketahui.
-          Objek sasaran terus menerus dipertanyakan tanpa mengenal titik henti.
-          Ada alasan dan dengan sasaran dan cara tertentu objek sasaran tadi terus menerus dipertanyakan.
-          Temuan-temuan yang diperoleh selangkah demi selangkah disusun kembali dalam satu kesatuan sistem.
Filsafat sebagai proses berpikir yang sistematis dan radikal juga memiliki objek material yaitu segala yang ada. Ada yang tampak adalah alam fisik/empiris, sedangkan yang tidak tampak adalah alam metafisika. Sebagian para filosof membagi objek material filsafat atas tiga bagian, yaitu yang ada dalam kenyataan, yang ada dalam pikiran, dan yang ada dalam kemungkinan.

B.     PERBEDAAN FILSAFAT DENGAN AGAMA

v  Filsafat
-            Filsafat dalam cara kerjanya bertolak dari akal.
-            Filsafat banyak kaitan dengan berfikir.
-            Filsafat membahas sesuatu dalam rangka melihat kebenaran yang diukur, apakah sesuatu itu logis atau bukan.

v  Agama
-            Agama bertolak dari wahyu.
-            Agama banyak terkait dengan pengalaman.
-            Agama tidak selalu mengukur kebenaran dari segi logisnya karena agama kadang-kadang tidak memperhatikan aspek logisnya.

C.     PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN KEBIJAKSANAAN

v  Pengetahuan
-            Pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai metafisik maupun fisik.
-            Pengetahuan berakar dari pada adat dan tradisi yang menjadi kebiasaan dan pengulangan-pengulangan.
-            Pencarian pengetahuan lebih cenderung trial and error dan berdasarkan pengalaman belaka.
-            Runag lingkup pengetahuan secara ontologi, epistemologi dan aksiologi ada tiga, yaitu ilmu, agama dan seni.
v  Kebijaksanaan
-            Kebijaksanaan bukanlah soal teori namun soal praksis. Bagaimana kita bertindak dan bersikap jauh lebih penting daripada sekedar berteori.
-            Kebijaksanaan mengendalikan visi integrative.
-            Tiga jenis pengetahuan ( ilmiah, moral, dan religius ) masing-masing memiliki peranan dalam menjadikan seseorang bijaksana, karena manusia harus selalu melihat ke atas ( Tuhan ), ke kanan-kiri ( sesama ), dan ke luar ( alam ).


D.     RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU

a)      Pengertian Filsafat Ilmu
Menurut hemat Limas Dodi, filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yang ditinjau dari segi ontologis, epistemelogis maupun aksiologinya. Dengan kata lain filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu, seperti obyek apa yang ditelaah ilmu? Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut? Dan lain sebagainya.

b)      Obyek Filsafat Ilmu
Dalam perspektif ini dapat diuraikan bahwa filsafat ilmu pada prinsipnya memiliki dua obyek substansif dan dua obyek instrumentatif, yaitu :
1.      Obyek Substantif, yang terdiri dari dua hal antara lain :
-       Fakta (Kenyataan)
Empiris yang dapat dihayati oleh manusia dalam memahami fakta. Fakta bukan sekedar data empirik sensual, tetapi data yang sudah dimaknai atau diinterprtasikan, sehingga ada subyektifitas peneliti.
-       Kebenaran
Rumusan substantif tentang kebenaran ada beberapa teori, menurut Michael Williams ada lima teori kebenaran, yaitu : Kebenaran Preporsisi, Kebenaran Korespondensi, Kebenaran Koherensi atau Konsistensi, Kebenaran Performatif, dan Kebenaran Pragmatik.



2.      Obyek Instrumentatif, yang terdiri dari dua hal antara lain :
-       Konfirmasi
Dalam hal konfirmasi sampai saat ini dikenal ada tiga teori konfirmasi, yaitu : Decision Theory, Estimation Theory, dan Reliability Analysis.
-       Logika Inferensi
Studi logika adalah studi tentang tipe-tipe tata pikir.

c)      Ruang Lingkup Filsafat Ilmu
Filsafat oleh para filosofi disebut sebagai induk ilmu. Dan dalam taraf peralihan ini filsafat tidak mencakup , keseluruhan tetapi sudah menjadi sektoral.
Contohnya, filsafat agama, filsafat hukum, dan filsafat ilmu adalah bagian dari perkembangan filsafat yang sudah menjadi sektoral dan terkotak dalam satu bidang tertentu.

d)      Problema Filsafat Ilmu
1.      Problem menurut Michael Berry
-       Bagaimanakah kuantitas dan rumusan masalah dalam teori-teori ilmiah bertaalian dengan peristiwa-peristiwa dalam dunia alamiah diluar pikiran kita?
-       Bagaimanakah dapat dikatakan bahwa teori/dalil ilmiah adalah benar berdasarkan induksi dari sejumlah percobaan yang terbatas?
2.      Problem menurut Victor Lenzen
-       Struktur ilmu yaitu metode dan bentuk pengetahuan ilmiah.
-       Pentingnya ilmu bagi praktek dan pengetahuan tentang realitas.
3.      Problem menurut J.J.C. Smart
-       Pertanyaan-pertanyaan tentang ilmu.
-       Kajian filsafati yang mempergunakan ilmu.

e)      Manfaat Belajar Filsafat Ilmu

Berikut adalah beberapa manfaat dari belajar filsafat ilmu :
1.      Menumbuh-kembangkan ilmu pengetahuan menuju kemuliaan sehingga mampu menebus dimensi sekularisme dimensi ilmu pengetahuan.
2.      Membentuk dan mengembangkan wawasan epistemology ilmu pengetahuan sehingga moralitas kesarjanaan, yaitu sifat ilmiah menjadi popular. Dengan demikian iptek dapat dipertanggung jawabkan, bukan hanya kepentingan subjek manusia melainkan juga kepentingan alam sehingga kebutuhan yang menyeluruh.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar