PINTU II
SISTEMATIKA FILSAFAT
A.
EPISTEMOLOGI
-
Epistemologi
berasal dari bahaya Yunani yaitu episteme yang berarti pengetahuan dan logos
yang berarti perkataan, pikiran, ilmu. Kata episteme berawal dari kata
kerja epistamai, artinya menundukkan meletakkan, menempatkan. Maka,
secara harfiah, episteme berarti pengetahuan sebagai upaya intelektual untuk
menempatkan sesuatu dalam kedudukan setepatnya
-
Epistemologi
merupakan salah satu cabang filsafat yang mempersoalkan masalah hakikat
pengetahuan. Ilmu pengetahuan kefilsafatan yang secara khusus hendak memperolah
pengetahuan tentang hakikat pengetahuan.
-
Epistemologi
juga disebut dengan logika, yaitu ilmu tentang pikiran. Logika dibedaakan
menjadi 2, yaitu
a.
Logika minor,
mempelajari strukturberfikir da dalil-dalilnya, seperti silogisme.
b.
Logikamayor,
mempelajari hal pengetahuan, kebenaran,dan kepastian yang sama ruanglingkupnya
seperti epistemologi.
-
Epistemologi juga disebut dengan teori pengetahuan ( theory
of knowledge), dapat didefinisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari
asal mula sumber, struktur, metode dah
validitasnya pengetahuan. Dengan kata lain, epistemologi merupakan pembahasan
mengenai bagaimana kita mendapatkan pengetahuan;
1.
Apakah
sumber-sumber pengetahuan?
2.
Apa
hakikat,jangkauan dan ruang lingkup pengetahuan?
3.
Sampai tahap
mana pengetahuan memungkinkan untuk ditangkap manusia?
Epistemologi
merupakan bagian dari filsafat yang membicarakan tentang terjadinya
pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, batas-batas, sifat,
metode, dan kebenaran pengetahuan. Jadi objek material dari epistemologi adalah
pengetahuan dan objek formalnya adalah hakikat pengetahuan itu.
Cara Kerja Epistemologi
Harold
Titus menjelaskan 3 persoalan dalam bidang epistemologi
1. Apakah sumber pengetahuan
itu, dan darimanakah datangnya pengetahuan yang benar, serta bagaimana
mengetahuinya?
2. Apakah sifat dasarnya, adakah dunia yang benar-benaer dipikiran
kita, serta kalau ada, apakah kita dapat mengetahuinya?
3. Apakah pengetahuan itu valid, dan bagaimana membedakan benar atau
salah?
Kattsof
menyatakan bahwa pertanyaan epistemologi ada 2 macam, yakni
a. Epistemologi itu kefilsafatan yang berhubungan dengan psikologi,dan
pertanyaannya yang menyayangkan hubungan antara pengetahuan dan objeknya.
b. Epistemologi adalah sumber, sarana, dan tata cara, menggunakan itu
untuk mencapai pengetahuan.
Metode Pendekatan
Pengetahuan
yang diperoleh manusia melalui akal, indera dan lain lain mempunyai metode
tersendiri dalamteori pengetahuan.
1. Metode Induktif, keterbatasan indera dan akal manusia
sehinggapengetahuan suatu objek juga akan berbeda-beda. Metode yang
menyimpulkan pertanyaan-pertanyaan hasil observasi dan disimpulkan menjadi satu
pertanyaan yang umum.
2. Deduktif, data-data empiris diolah lebih lanjut dalam pertanyaan
yang runtut. Metode yang adanya perbandingan logis antara kesimpulan-kesimpulan
itu sendiri.
3. Positivisme, metode yang berawal dari apa yang diketahui, yang
faktual, yang positif. Metode yang dibatasi pada bidang gejala-gejala saja.
4. Kontemplatif, adanya keterbatasan antara akal dan indera manusia
dalam memproses pengetahuan sehingga objek yang dihasilkan pun akan berbeda
beda dan harusnya dikembangkan suatu kemampuan akal yang disebut intuisi.
5. Dialektis, metode berdebat, wawancara untuk mencari kebenaran
Macam-macam
epistemologi
Menurut gejala
pengetahuan;
1.
Epistemologi
Metafisis, epistemologiyang mendekati gejala pengetahuan dengan berpusat dari
pengandaian metafisika tertentumacam ini berawal dari suatu paham tentang
kenyataan, lalu membahas tentang bagaimana manusia mengetahui kenyataan
tersebut.
2.
Epistemologi
skeptis, dalam macam ini kita perlu membuktikan dulu apa yang dapat kita
ketahui sebagai suatu kebenaran dan tidak perlu diragukan lagi, dengan
menganggap kebenaran itu sebagai tidak nyata, keliru dan masih dapat diragukan.
Kesulitan metode ini ialah bagi orang-orang yang ketika sudah masuk kedalam
pola fikir skeptis dan konsisten dengan sikapnya, tidak mudah menemukan jalan
keluar.
3.
Epistemologi
kritis, berawal dari asumsi, prosedur, dan kesimpulan pemikiran akal sehat ataupun ilmiah sebagaimana kita temukan dalam
kehidupan, lalu kita tanggapi.
Berdasarkan
titik tolak pendekatannya ;
1. Epistemologi individual, bagaimana struktur pemikiran manusia
sebagai individu berkerja dalam proses mengetahui.
2. Epistemologi sosial, hubungan sosial , keepentingan soaial, dan
lembaga soaial dipandang sebagai faktor-faktor yang amat menentukan dalam
proses, cara, maupun memperoleh pengetahuan.
B. ONTOLOGI
-
Menurut bahasa,
Ontologi berasal dari bahasa Yunani “on/ontos= ada”, dan “Logos=ilmu”.
Jadi ontologi adalah ilmu tentang yang ada.
Sedangkan
menurut istilah ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada,
yang merupakan ultimate reality yang berbentuk jasmani/konkret maupun
rohani/abstrak.
Dalam bahasa
inggris ontology, berakar dari bahasa Yunani on berarti ada, dan ontos
berarti keberadaan. Sedangkan logos yang berarti pemikiran. Jadi,
ontologi adalah pemikiran mengenai sesuatu yang ada dan keberadaan.
-
Pengertian yang
paling umum dari ontologi ialah merupakan bagian dari filsafat yang mencoba
mencari hakikat dari sesuatu. Ontologi memberikan penjelasan secara eksplisit
dari konsep terhadap representasi
pengetahuan pada sebuah knowledge base (pengetahuan dasar). Dengan
demikian ontologi juga merupakan sebuah teori tentang suatu makna dari suatu
objek, property dari suatu obyek, serta relasi objek tersebut yang mungkin
terjadi pada suatu pengetahuan. Dan intinya, ontologi merupakan studi tentang
sesuatu yang ada.
-
Bagus
memberikan karakteristik terhadap ontologi sebagai berikut:
1. Ontologi adalah studi tentang arti “ada” dan “berada”, tentang
ciri-ciri esensial dari yang ada dalam dirinya sendiri, menurut bentuk yang
paling abstrak.
2. Ontologi adalah cabnag filsafat ilmu yang mempelajari tata dan
struktur dan realitas dalam arti seluas mungkin, dengan menggunakan
kategori-kategori seperti: ada atau menjadi, aktualitas atau potensialitas,
nyata atau kenampakan, esensi atau eksistensi, kesempurnaan, ruang dan waktu,
perubahan, dsb.
3. Ontologi adalah cabang filsafat yang mencoba menuliskan hakikat
terakhir yang ada, yaitu yang satu, yang absolute, bentuk abadi, sempurna, dan
keberadaan segala sesuatu yang mutlak bergantung kepada-Nya.
4. Cabang filsafat yang mempelajari tentang status realitas apakah
nyata atau semu, apakah pikiran itu nyata, dan sebagainya.
-
Menurut
SURIASUMATRI ontologi membahas tentang apa yang ingin kita ketahui, seberapa
jauh kita ingin tau, dengan kata lain suatu pengkajian mengenai teory tentang “ada”.
Telaah ontologis akan menjawab banyak pertanyaan: apakah objek ilmu yang akan
ditelaah, bagaimana wujud dan hakiki dari objek tersebut dan bagaimana hubungan
antara objek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti berfikir, merasa, dan
mengindra) yang membuahkan pengetahuan.
-
Menurut mereka,
ontologi yaitu merupakan azas dalam menerapkan batas atau ruang lingkup wujud
yang menjadi objek penelaahan (objek ontologis atau objek formal dari
pengetahuan) serta penafsiran tentang hakekat realita (metafisika) dari objek
ontologi atau objek formal tersebut dapat merupakan landasan ilmu yang
menanyakan apa yang dikaji oleh pengetahuan dan biasanya berkaitan dengan alam
kenyataan dan keberadaan.
Aliran dalam
Ontologi
-
Ontologi yang
bersahaja, kebanyakan orang yang dapat menerima perbedaan antara barang yang
dapat dilihat, diraba, yang tidak bersifat jasmaniah/ yang dipahamkan dengan
“jiwa”.
-
Pendekatan
kuantitatif akan mempertanyakan “apakah kenyataan itu tunggal atau jamak?”,
sedangkan pendekatan kualitatif akan menanyakan “di kesimpulannya, apakah yang
merupakan kenyataan itu?”
-
Ontologi
Monistik, monistik awalnya berpendapat kenyataan tunggal adanya dan segenap
keanekaragaman, perbedaan serta perubahan bersifat semu belaka. Sedangkan paham
monisme dewasa berpendapat justru perbedaanlah merupakan kategori dasar segenap
kenyataan yang ada yang tidak dapat disangkal lagi kebenerannya. Dan beberapa
orang ada yang berpendapat bahwa pada dasarnya segala sesuatau sama hakekatnya.
Cara
menyelesaikan masalah
-
Naturalisme,
yang pertama ialah sesuatau yang dianggap terdapat diluar ruang dan waktu tidak
mungkin kenyataan. Kedua, apapun yang dianggap tidak mungkin untuk ditangani
dengan menggunakan metode-metode yang digunakan sdalam ilmu-ilmu alam, tidak
mungkin berupa kenyataan. Mendasarkan ajarannya kepada alam
-
Materialisme,
cara ini merupakan usaha untuk melebihi pengertian “alam” dan mendasar pada
substansi atau kenyataan yang terdalam dinamakan materi. Kaum materialime pada
masalalu memandang alam semesta tersusun dari zat-zat renik yang terdalam
tersebut memandang alam semesta dapat diterangkan dengan hukum-hukum dinamika.
-
Idealisme, cara
yang berpendapat bahwa ada hal-hal yang tidak dapat hanya diterangkan
berdasarkan pengertian alam dan lebih sekedar pengertian materi, tetapi ada hal
seperti makna. Idealis ini memiliki 2
macam kaum, yakni spiritualis dan dualis. Para penganut kaum spiritualismee
berpendirian bahwa segenap tatanan alam dapat dikembalikan kepada atau berasal
dari sekumpulan roh yang beraneka ragam dan berbeda-beda derajatnya.
-
Dualisme,
konsep filsafat yang menyatakan ada 2 substansi. Da;am pandangan tentang
hubungan antara raga dan jiwa, dualisme meng-klaim bahwa fenomena mental adalah
entitas non-fisik. Dimasa Aristoteles dan Plato, mereka berpendapat bahwa,
“kecerdasan” seseorang (bagian dari
pikiran atau jiwa) tidak bisa diidentifikasi atau di jelaskan dengan fisik.
Sedangkan dimana Rene Dercastes, pikiran adalah substansi non-fisik. Dercastes
merupakan orang yang pertama kali mengidentifikasikan dengan jelas pikiran
dengan kesadaran dan membedakannya dengan otak, sebagai tempat kecerdasan.
-
Agnositisme,
pandangan yang beranggapan bahwa suatu nilai kebenaran dari suatu klaim
tertentu yang umumnya berkaitan dengan teologi, metafisika, keberadaan Tuhan, dewa, dan lain-lainnya
tidak dapat diketahui dengan akal pikiran manusia yang terbatas. Agnostik
mengandung unsur skeptisisme. Agnositisme berasal dari perkataan Yunani “gnostein”
(tahu) dan a (tidak). Arti harfiahnya seseorang yang tidak mengetahui.
Agnositisme tidak sama dengan atheis.
C.
AKSIOLOGI
-
Menurut bahasa
Yunani, aksiologi berasal dari kata axios artinya nilai dan logos
artinya teori atau ilmu. Menurut KBBI, aksiologi adalah kegunaan ilmu
pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai khususnya etika.
Dalam Encyclopedia of Philosophy dijelaskan aksiologi disamakan dengan value
and valuation.
-
Nilai digunakan
sebagai kata benda abstrak, dalam arti sempit seperti baik, menarik dan bagus.
Sedangkan dalam arti luas mencakup sebagai tambahan segala bentuk kewajiban,
kebenaran, kesucian.
-
Dari definisi
diatas dapat dilihat permasalahan utama adalah mengenai nilai. Nilai yang
dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai
pertimbangan tentang apa yang dinilai. Teori tentang nilai yang dalam filsafat
mengacu pada masalah etika dan estetika. Aksiologi ilmu terdiri dari
nilai-nilai yang bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap kebenaran
atau kenyataan.
-
Nilai kegunaan
ilmu, untuk mengetahui kegunaan filsafat ilmu atau unutk apa filsafat ilmu itu
digunakan, kita dapat memulainya dengan melihat filsafat sebagai tiga hal,
yaitu:
1.
Filsafat
sebagai kumpulan teori digunakan memahami dan mereaksi dunia pemikiran.
2.
Filsafat
sebagai pandangan hidup.
3.
Filsafat
sebagai metodologi dalam memecahkan masalah.
-
Nilai itu
bersifat objektif, tapi kadang-kadang subjektif. Dikatakan objektif jika
nilai-nilai tidak tergantung pada subjek atau kesadaran yang menilai. Nilai
menjadi subjektif apabila subjek perperan dalam memberi penilaian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar