Rabu, 14 Desember 2016

METODOLOGI ILMU PENGETAHUAN

PINTU IV
METODOLOGI ILMU PENGETAHUAN

a.      Pengertian Metodologi
Metode sendiri bisa diartikan ilmu yang mempelajari tentang metode-metode. Berasal dari bahasa yunani yaitu Methodos. Menurut bahasa (etimologi), metode berasal dari bahasa yunani, yaitu meta (sepanjang), hodos (jalan). Jadi metode adalah suatu ilmu tentang cara atau langkah-langkah yang ditempuh dalam suatu disiplin tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut istilah “Metodologi” berasal dari bahasa yunani yakni methodos dan logos, methodos berarti cara, kiat dan seluk beluk yang berkaitan dengan upaya menyelesaikan sesuatu, sementara logos berarti ilmu pengetahuan, cakrawala dan wawasan. Dengan demikian metodelogi adalah metode atau cara yang berlaku dalam kajian atau penelitian.
Metodologi adalah masalah yang sangat penting dalam sejarah pertumbuhan ilmu. Louay Safi mendefinisikan metodologi sebagai bidang penelitian ilmiah yang berhubungan dengan pembahsan tentang metode-metode yang digunakan dalam kajian fenomena alam dan manusia atau dengan kata lain metodologi adalah bidang penelitian ilmiah yang membenarkan, mendeskripsikan dan menjelaskan aturan-aturan, prosedur-prosedur sebagai metode ilmiah.
b.      Unsur – unsur Metodologi
Unsur – unsur metodologi sebagaiaman telah dirumuskan oleh Anton Bakker dan Achmad Zubair dalm buku Metodeologi Penelitian Filsafat (1994), antara lain sebagai berikut :
1.      Interpretasi
Artinya menafsirkan, membuat tafsiran, tetapi yang tidak bersifat subjektif melainkan harus bertumpuh pada evidensi objektif untuk mencapai kebenaran yang autentik. Pada dasarnya interpretasi berarti tercapainya pemahaman yang benar mengenai ekspresi manusiawi yang dipelajari.
2.      Induksi dan Deduksi
Dikatakan oleh Beerling, setiap ilmu terdapat penggunaan metode induksi dan deduksi, menurut pengertian siklus empiris.

3.      Koherensi Intern
Yaitu usaha untuk memahami secara benar guna memperoleh hakikat dengan menunjukkan semua unsur structural di lihat dalam suatu sruktur yang konsisten, sehingga benar-benar merupakan internal structure atau internal relation.
4.      Holistis
Yaitu tinjauan secara lebih dalam untuk mencapai kebenaran secara utuh, dimana objek dilihat dari interaksi dengan seluruh kenyataannya.
5.      Kesinambungan Historis
Jika ditinjau dari perkembangannya, manusia itu adalah makhluk historis. Manusia disebut demikian karena ia berkembangan dalam pengalaman dan fikiran. Dalam perkembangan pribadi itu harus dapat dipahami melalui suatu proses kesinambungan.
6.      Idealisasi
Proses untuk membuat ideal, artinya upaya dalam penelitian untuk memperoleh hasil yang ideal atau sempurna.
7.      Komparasi
Usaha memperbandingkan sifat hakiki dalam objek penelitian sehingga dapat menjadi lebih jelas dan lebih tajam. Komparasi dapat diadakan dengan objek lain yang sangat dekat serupa dengan objek utama.
8.      Heuristika
Metode untuk mengatur jalan baru secara ilmiah untuk memecahkan masalah. Heuristika benar-benar dapat mengatur terjadinya pembaharuan ilmiah dan sekurang-kurangnya dapat memberikan kaidah yang mengacu.
9.      Analogikal
Filsafah meneliti arti, nilai dan maksud yang diekspresikan dalam fakta dan data. Dengan demikian, akan dilihat analogi antara situasi atau kasus yang lebih terbatas dengan yang lebih jelas.
10.  Deskripsi
Seluruh hasil penelitian harus dapat dideskresikan. Data yang dieksplesitkan memungkinkan dapat dipahami secara mantap.

c.       Metodologi Ilmu Pengetahuan
Metodologi adalah pengkajian mengenai model atau bentuk metode- metode, aturan-aturan yang harus dipakai dalam kegiatan ilmu pengetahuan. Jika dibandingkan antara metode dengan metodologi, maka metodologi lebih bersifat umum dan metode lebih bersifat khusus. Metode ilmiah yang digunakan mempunyai latar belakang yaitu pengetahuan.
Dengan adanya latar belakang yang demikian itu, maka metode ilmiah juga cenderung bermacam-macam, tergantung kepada watak bahan atau problem yang diselidiki. Diantara beberapa jenis, metode observasi adalah yang paling sedikit dipakai oleh jenis ilmu pengetahuan apapun. Dengan metode obeservasi, pengamatan yang tepat dan objektif adalah mutlak dalam ilmu pengetahuan. Dengan metode ilmiah akan diperoleh pengetahuan yang kebenarannya dapat diandalkan, sebab metode ilmiah menuntut urutan kerja yang objektif, sistematik, dan rasional.
Metode ilmiah sendiri harus berdasarkan fakta, bebas dari prasangka, mengembangkan analisa, menghasilkan solusi untuk menyelesaikan masalah, dan menghasilkan keputusan yang objektif.
·         Keunggulan metode ilmiah
Penerapan metode ilmiah di setiap penyelesaian masalah dapat melatih kebiasaan berpikir yang sistematis, logis, dan analitis.
·         Keterbatasan metode ilmiah
Adanya kelemahan panca indera maupun keterbatasan peralatan. Sulit untuk memilih fakta yang benar-benar berkaitan dengan masalah yang akan dipecahkan.
Meskipun metode ilmiah memiliki keunggulan dan keterbatasan didalamnya, para ilmuwan seharusnya bisa memilih mana yang harus diperhatikan dari kekurangan metode ilmiah itu sendiri agar hasil bisa mencapai yang diinginkan dari kekeliruan yang bisa saja terjadi didalamnya dapat diminimalisir. Metode ilmiah menghasilkan ilmu yang berguna untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.
d.      Susunan Ilmu Pengetahuan
Definisi ilmu bagaikan bangunan yang tersusun oleh batu bata. Unsur – unsur dasarnya tidak dapat dipenuhi secara langsung dari alam sekitar tetapi melewati observasi.
Definisi dilakukan melalui penjelasan istilah yang belum diketahui dengan memakai istilah – istilah yang sudah diketahui. Istilah yang perlu didefinisikan disebut definiendum, yang mendefinisikan definiens. Secara metodologis, definisi memajukan bahas ilmiah. Atau dalam lingkup ilmu, definisi mengubah data observasi menjadi data yang dapat dirumuskan secara lebih teoritis. Pengertian – pengertian dalam ilmu. Dalam struktur struktur limas ilmu, ada lima asas yaitu observasi, empiris, istilah terbuat, istilah timbrung, dan istilah teoritis.
e.       Langkah –langkah dalam Ilmu Pengetahuan
1.      Merumuskan Masalah
2.      Mengumpulkan data
3.      Merumuskan hipotesis
4.      Membuat analisis untuk mendapatkan kesimpulan
5.      Penarikan kesimpulan
f.        Objektivitas Ilmu Pengetahuan dan Sifat Dasar Kebenaran Ilmiah.

Secara bahasa objektivitas dapat dipahami sebagai sebuah sikap yang menggambarkan adanya kejujuran, bebas dari pengaruh pendapat dan pertimbangan pribadi atau golongan dan lain-lain, khususnya dalam upaya untuk mengambil sebuah keputusan atau tindakan. Dalam konteks keilmuan objektivitas hanya dapat diakui jika dan hanya jika melalui prosedur yang abash berdasarkan konsep metode ilmiah maka penemuan tersebut bisa disebut objektif dan jika tidak maka disebut sesuatu yang tidak objektif dan karenanya dianggap nisbi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar