PINTU IV
METODOLOGI ILMU
PENGETAHUAN
a.
Pengertian
Metodologi
Metode
sendiri bisa diartikan ilmu yang mempelajari tentang metode-metode. Berasal
dari bahasa yunani yaitu Methodos. Menurut bahasa (etimologi), metode
berasal dari bahasa yunani, yaitu meta (sepanjang), hodos (jalan). Jadi metode
adalah suatu ilmu tentang cara atau langkah-langkah yang ditempuh dalam suatu
disiplin tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut
istilah “Metodologi” berasal dari bahasa yunani yakni methodos dan logos,
methodos berarti cara, kiat dan seluk beluk yang berkaitan dengan upaya
menyelesaikan sesuatu, sementara logos berarti ilmu pengetahuan, cakrawala dan
wawasan. Dengan demikian metodelogi adalah metode atau cara yang berlaku dalam
kajian atau penelitian.
Metodologi
adalah masalah yang sangat penting dalam sejarah pertumbuhan ilmu. Louay Safi
mendefinisikan metodologi sebagai bidang penelitian ilmiah yang berhubungan
dengan pembahsan tentang metode-metode yang digunakan dalam kajian fenomena
alam dan manusia atau dengan kata lain metodologi adalah bidang penelitian
ilmiah yang membenarkan, mendeskripsikan dan menjelaskan aturan-aturan,
prosedur-prosedur sebagai metode ilmiah.
b.
Unsur – unsur
Metodologi
Unsur
– unsur metodologi sebagaiaman telah dirumuskan oleh Anton Bakker dan Achmad
Zubair dalm buku Metodeologi Penelitian Filsafat (1994), antara lain sebagai
berikut :
1.
Interpretasi
Artinya
menafsirkan, membuat tafsiran, tetapi yang tidak bersifat subjektif melainkan
harus bertumpuh pada evidensi objektif untuk mencapai kebenaran yang autentik.
Pada dasarnya interpretasi berarti tercapainya pemahaman yang benar mengenai
ekspresi manusiawi yang dipelajari.
2.
Induksi dan
Deduksi
Dikatakan oleh
Beerling, setiap ilmu terdapat penggunaan metode induksi dan deduksi, menurut
pengertian siklus empiris.
3.
Koherensi
Intern
Yaitu usaha
untuk memahami secara benar guna memperoleh hakikat dengan menunjukkan semua
unsur structural di lihat dalam suatu sruktur yang konsisten, sehingga
benar-benar merupakan internal structure atau internal relation.
4.
Holistis
Yaitu tinjauan
secara lebih dalam untuk mencapai kebenaran secara utuh, dimana objek dilihat
dari interaksi dengan seluruh kenyataannya.
5.
Kesinambungan
Historis
Jika ditinjau
dari perkembangannya, manusia itu adalah makhluk historis. Manusia disebut
demikian karena ia berkembangan dalam pengalaman dan fikiran. Dalam
perkembangan pribadi itu harus dapat dipahami melalui suatu proses
kesinambungan.
6.
Idealisasi
Proses untuk
membuat ideal, artinya upaya dalam penelitian untuk memperoleh hasil yang ideal
atau sempurna.
7.
Komparasi
Usaha
memperbandingkan sifat hakiki dalam objek penelitian sehingga dapat menjadi
lebih jelas dan lebih tajam. Komparasi dapat diadakan dengan objek lain yang
sangat dekat serupa dengan objek utama.
8.
Heuristika
Metode untuk
mengatur jalan baru secara ilmiah untuk memecahkan masalah. Heuristika
benar-benar dapat mengatur terjadinya pembaharuan ilmiah dan sekurang-kurangnya
dapat memberikan kaidah yang mengacu.
9.
Analogikal
Filsafah
meneliti arti, nilai dan maksud yang diekspresikan dalam fakta dan data. Dengan
demikian, akan dilihat analogi antara situasi atau kasus yang lebih terbatas
dengan yang lebih jelas.
10. Deskripsi
Seluruh hasil
penelitian harus dapat dideskresikan. Data yang dieksplesitkan memungkinkan
dapat dipahami secara mantap.
c.
Metodologi Ilmu
Pengetahuan
Metodologi
adalah pengkajian mengenai model atau bentuk metode- metode, aturan-aturan yang
harus dipakai dalam kegiatan ilmu pengetahuan. Jika dibandingkan antara metode
dengan metodologi, maka metodologi lebih bersifat umum dan metode lebih
bersifat khusus. Metode ilmiah yang digunakan mempunyai latar belakang yaitu
pengetahuan.
Dengan
adanya latar belakang yang demikian itu, maka metode ilmiah juga cenderung
bermacam-macam, tergantung kepada watak bahan atau problem yang diselidiki.
Diantara beberapa jenis, metode observasi adalah yang paling sedikit dipakai
oleh jenis ilmu pengetahuan apapun. Dengan metode obeservasi, pengamatan yang
tepat dan objektif adalah mutlak dalam ilmu pengetahuan. Dengan metode ilmiah
akan diperoleh pengetahuan yang kebenarannya dapat diandalkan, sebab metode
ilmiah menuntut urutan kerja yang objektif, sistematik, dan rasional.
Metode
ilmiah sendiri harus berdasarkan fakta, bebas dari prasangka, mengembangkan
analisa, menghasilkan solusi untuk menyelesaikan masalah, dan menghasilkan
keputusan yang objektif.
·
Keunggulan
metode ilmiah
Penerapan
metode ilmiah di setiap penyelesaian masalah dapat melatih kebiasaan berpikir
yang sistematis, logis, dan analitis.
·
Keterbatasan
metode ilmiah
Adanya
kelemahan panca indera maupun keterbatasan peralatan. Sulit untuk memilih fakta
yang benar-benar berkaitan dengan masalah yang akan dipecahkan.
Meskipun
metode ilmiah memiliki keunggulan dan keterbatasan didalamnya, para ilmuwan
seharusnya bisa memilih mana yang harus diperhatikan dari kekurangan metode
ilmiah itu sendiri agar hasil bisa mencapai yang diinginkan dari kekeliruan
yang bisa saja terjadi didalamnya dapat diminimalisir. Metode ilmiah
menghasilkan ilmu yang berguna untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.
d.
Susunan Ilmu
Pengetahuan
Definisi
ilmu bagaikan bangunan yang tersusun oleh batu bata. Unsur – unsur dasarnya
tidak dapat dipenuhi secara langsung dari alam sekitar tetapi melewati
observasi.
Definisi
dilakukan melalui penjelasan istilah yang belum diketahui dengan memakai
istilah – istilah yang sudah diketahui. Istilah yang perlu didefinisikan
disebut definiendum, yang mendefinisikan definiens. Secara metodologis,
definisi memajukan bahas ilmiah. Atau dalam lingkup ilmu, definisi mengubah
data observasi menjadi data yang dapat dirumuskan secara lebih teoritis.
Pengertian – pengertian dalam ilmu. Dalam struktur struktur limas ilmu, ada
lima asas yaitu observasi, empiris, istilah terbuat, istilah timbrung, dan
istilah teoritis.
e.
Langkah
–langkah dalam Ilmu Pengetahuan
1.
Merumuskan
Masalah
2.
Mengumpulkan
data
3.
Merumuskan
hipotesis
4.
Membuat
analisis untuk mendapatkan kesimpulan
5.
Penarikan
kesimpulan
Secara bahasa objektivitas dapat dipahami
sebagai sebuah sikap yang menggambarkan adanya kejujuran, bebas dari pengaruh
pendapat dan pertimbangan pribadi atau golongan dan lain-lain, khususnya dalam
upaya untuk mengambil sebuah keputusan atau tindakan. Dalam konteks keilmuan
objektivitas hanya dapat diakui jika dan hanya jika melalui prosedur yang abash
berdasarkan konsep metode ilmiah maka penemuan tersebut bisa disebut objektif
dan jika tidak maka disebut sesuatu yang tidak objektif dan karenanya dianggap
nisbi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar